Selasa, 14 Juli 2009

DAUN SALAM (Syzygium polyanthum)


Isolat Escherichia coli patogen (Avian Pathogenic Escherichia coli: APEC) berasal dari darah jantung ayam pedaging yang menderita kolibasilosis dengan gejala klinis diare disertai kelemahan, serta patologi anatomi berupa enteritis, pericarditis, dan airsacculitis. Isolasi dan identifikasi APEC dilakukan dengan cara penanaman pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) dan agar darah, yang dilanjutkan dengan uji indol, methyl red, Voeges Preskauer, dan sitrat (IMViC). APEC yang digunakan ialah yang menunjukkan reaksi berupa warna hijau metalik dengan bintik hitam ditengah pada media EMBA, tumbuh pada media agar darah berwarna abu-abu, dan menunjukkan reaksi positif pada indol dan methyl red, serta reaksi negatif pada media dan sitrat.

Kemampuan ekstrak kasar daun salam untuk menghambat pertumbuhan APEC diuji dengan uji hambatan metode Kirby-Bauer dengan modifikasi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima variabel berupa konsentrasi ekstrak kasar daun salam (20%, 40%, 60%, 80%, 100%), dan masing-masing varibel dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Sebagai kontrol negatif menggunakan akuades steril dan kontrol positif menggunakan kloramfenikol. Hasil yang didapat kemudian dianalisis menggunakan uji sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil. Hasil penelitian ekstrak kasar daun salam mampu menghambat pertumbuhan APEC dan secara statistik signifikan (P<0,01)

Zona hambat yang terbentuk semakin membesar dengan semakin tingginya konsentrasi ekstrak kasar daun salam, konsentrasi 20% (6,33mm), konsentrasi 40% (8,00mm), konsentrasi 60% (9,00mm), konsentrasi 80% (9,67mm), dan konsentrasi 100% (10,67mm).

Hasil menunjukkan zona hambat semakin besar dengan semakin besarnya konsentrasi ekstrak kasar daun salam, namun secara uji beda nyata terkecil antara konsentrasi ekstrak kasar 20% dan 40% berbeda nyata (P<0,05),>0,05). Ekstrak kasar daun salam ini mampu menghambat pertumbuhan APEC mulai dari konsentrasi terkecil 20%.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan pengujian secara in vivo terhadap manfaat daun salam sebagai terapi kolibasilosis pada ayam pedaging.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar