Selasa, 14 Juli 2009

Hewan Laboratorium

Mencit (Mus musculus) dan Tikus (Rattus norvegicus)
Diketahui dengan melihat jarak anus dan papilla genetalis. Pada jantan, jaraknya jauh dan terlihat skrotum, betina jarak anus dengan papilla genetalis lebih dekat. Telinga mencit lebih lebar daripada tikus.
Ciri-ciri penting:
Aktivitas nocturnal yaitu aktivitas kawin dan mencari makan dilakukan pada malam hari. Penglihatan buruk karena retina sedikit cones dan tidak dapat melihat warna, namun penciumannya baik. Merupakan hewan soliter dan social. Dua sifat yang membedakan tikus dari hewan percobaan lain adalah tikus tidak mudah muntah karena struktur anatomi yang tidak lazim di tempat esophagus bermuara ke dalam lambung dan tidak memiliki kantung empedu.

Biologi Umum


Data Biologis

MENCIT

TIKUS

Lama hidup

1-2 tahun, bisa 3 tahun

2-3 tahun, bisa 4 tahun

Lama bunting

19-21 hari

20-22 hari

Kawin setelah beranak

1-24 jam

1-24 jam

Umur sapih

21 hari

21 hari

Umur dewasa

95 hari

40-60 hari

Umur dikawinkan

8 minggu

10 minggu

Siklus kelamin

poliestrus

poliestrus

Siklus estrus

4-5 hari

4-5 hari

Lama estrus

12-14 jam

9-20 jam

Berat dewasa

Jantan (20-40 g), betina (18-35 g)

Jantan (300-400 g), betina (250-300 g)

Berat lahir

0,5-1 g

5-6 g

Jumlah anak

± 6 ekor, bisa 15

± 9 ekor, bisa 20

Puting susu

10 puting

12 puting

Gigi

1003
1033

1003 gigi seri tumbuh terus
1003

Kecepatan tumbuh

1 g/hari

5 g/hari

Suhu rektal

35-39 ⁰C

36-39 ⁰C

Kelinci (Oryctolagus cuniculus)
Sexing hampir mirip dengan mencit, yaitu dengan melihat jarak anus dengan alat kelamin (genetal). Pada kelinci jantan, jarak anus dengan genetal lebih panjang dibanding betina, lubang kelamin tampak lurus vertical, sedangkan betina membentuk huruf ‘Y’, jantan terdapat skrotum sementara betina ada putting susu.

Ciri-ciri penting:
Tabiatnya yang unik yaitu makan tinjanya sendiri (coprofagi). Tinja dikeluarkan ada dua macam. Pada siang hari, butir tinja keras dan kering, sedangkan pada malam dan pagi hari tinja lembek dan berlendir.
Tinja malam hari akan dimakan langsung dari dubur, sekitar 30-80% dari tinja sehari-hari. Tabiat ini penting sebagai pemanfaatan protein dan serat tumbuhan dari makanannya, selain itu ‘pelet’ khusus ini mengandung banyak vitamin, khususnya niasin, riboflavin, asam pantotenat, dan sianokobalamin (B12). Oleh karena itu kelinci tidak mudah mengalami defisiensi nutrisi karena isi sistem pencernaan yang berdaur terus mencegah terjadinya kekurangan gizi.
Kelinci termasuk ‘induced ovulator’ artinya ovulasi tidak secara spontan, tetapi karena stimulasi, misalnya karena kontak kelamin (coitus), sentuhan tangan, atau listrik. Ovulasi terjadi dalam 10-13 jam. Penentuan kebuntingan secara manual dapat ditentukan dengan:

  1. Mengurut perut

Satu tangan memegang telinga dan tengkuk, sementara tangan lain melalui dua kaki belakang mengurut perutnya. Pada kebuntingan 12-14 hari akan terasa ‘fetus’ berupa benda-benda padat.

  1. Memasukkan kelinci jantan pada hari ke-10 atau ke-11. Kelinci jantan biasanya tidak diterima induk bunting, tetapi juga ada pengecualiannya
  2. Puting susu tampak membesar

Data Biologis

KELINCI

Lama hidup

5-10 tahun, dapat sampai 12 tahun

Lama bunting

30-35 hari

Kawin setelah beranak

Segera setelah beranak/ sesudah 4-6 minggu/ sesudah anak disapih

Umur sapih

6-8 minggu

Umur dewasa

4-10 bulan

Umur dikawinkan

Segera sesudah muncul periode estrus

Siklus kelamin

poliestrus

Siklus estrus

± 15-20 hari

Lama estrus

± 11-15 jam

Berat dewasa

Jantan (1,5-7,0 kg g), betina (1,4-6,5 kg)

Berat lahir

30-70 g, tergantung jumlah anak dan berat induk

Jumlah anak

± 4 ekor, bisa 10

Puting susu

10 puting

Gigi

2033
1023

Aktivitas

Krepuskuler (senja dan subuh)

Suhu rektal

38-40,1 ⁰C

Burung
Sexing pada burung dibedakan antara yang dimorfisme dan monomorfisme. Pada burung dimorfisme, secara morfologis berbeda antara jantan dan betina. Contoh: burung puyuh jantan memiliki bintik-bintik abu-abu pada bulu bagian dada, sedangkan yang betina tidak terdapat bintik-bintik tetapi bulunya berwarna kecoklatan. Burung parkit dibedakan dari ceresnya, pada jantan, ceres berwarna kebiruan, sedangkan betina kuning kecoklatan. Untuk burung monomorfisme, misalnya jalak bali dan cucak rowo, secara morfologis memiliki kesamaan antara jantan dan betina sehingga sulit dibedakan. Biasanya sexing dilakukan dengan melihat kloaka atau apakah bisa berkicau atau tidak. Pada burung jantan, kloaka lebih menonjol daripada betina (contohnya kenari).
Dewasa kelamin pada burung sangat dipengaruhi ukuran burung dan cahaya. Burung jenis besar dewasa kelamin lebih lama disbanding yang kecil. Teknik perkawinan pada burung dilakukan dengan memasukkan pejantan ke dalam sangkar betina. Tanda-tanda betina yang siap dikawinkan (birahi) yaitu gelisah, apalagi jika mendengar kicauan jantan, serta mengumpulkan bahan untuk sarang.
Pada merpati (Columba livia), sexing bervariasi tergantung spesies, dewasa kelamin, dan sifatnya monomorfisme atau dimorfisme. Namun dapat ditentukan dengan melihat kloaka dan tulang pelvis. Pada merpati betina, kloaka dan bagian perutnya tumpul, serta rongga tulang pelvis lebih lebar. Pada jantan, kloaka dengan bagian perut runcing serta rongga tulang pelvis lebih sempit. Merpati jantan juga postur tubuh yang lebih besar dibanding betina, memiliki bulu yang lebih mengkilat (mencolok), suara bervariasi, lebih patuh jika dipegang, dan lebih agresif.


Data Biologis

MERPATI

Lama hidup

3-4 tahun (liar), dapat sampai 30 tahun

Panjang

28-34 cm

Jarak sayap

63-70 cm

Berat badan

230-370 g

Inkubasi telur

16-19 hari

Perkawinan

4-5 kali/tahun, 1-2 telur

Mulai terbang

25-26 hari

Ganti bulu

7 minggu sampai 6 bulan

Dewasa kelamin

4-6 bulan

Pakan

Biji-bijian

Kecepatan terbang

28-82 mph

Telur keluar

7-10 hari sejak perkawinan

Puting susu

10 puting

Umur muda

61-120 hari

Adapun ciri merpati sakit adalah:

  1. Tingkah laku lamban, nafsu makan turun
  2. Mata sayu, sering memejamkan mata dan kadang sampai keluar cairan jernih
  3. Hidung dan paruh berlendir
  4. Kulit muka pucat
  5. Bulu kusam, kotoran tidak normal (mencret, putih/ berdarah), napas tidak lancer (ngorok)

Pengawasan kesehatan yang harus diperhatikan:

  1. Pakan yang diberikan bermutu baik dan takaran cukup
  2. Vitamin dan mineral diberikan secara teratur
  3. Lingkungan harus nyaman dan sehat
  4. Kandang dan perlengkapannya dijaga tetap bersih
  5. Keadaan merpati harus diperhatikan setiap hari

Ikan dan Katak
Sexing pada ikan juga bervariasi untuk berbagai spesies. Umumnya ikan jantan memiliki warna lebih gelap dibanding betina, tulang rahang melebar ke belakang (kokoh), alat kelamin berupa tonjolan dan bila diurut keluar sperma. Sedangkan yang betina warna lebih cerah, gerakan lebih lambat, perut lebih besar.
Pada katak, sexing agak sukar. Jantan dapat memiliki benjolan di ibujari dan di dua jari pertama yang disebut tapak kawin (nuptial pad), dan tampak nyata pada musim kawin. Pada beberapa jenis, jantan dan betina terdapat perbedaan warna, biasanya di bagian bawah tenggorokan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar