Mencit (Mus musculus) dan Tikus (Rattus norvegicus)
Diketahui dengan melihat jarak anus dan papilla genetalis. Pada jantan, jaraknya jauh dan terlihat skrotum, betina jarak anus dengan papilla genetalis lebih dekat. Telinga mencit lebih lebar daripada tikus.
Ciri-ciri penting:
Aktivitas nocturnal yaitu aktivitas kawin dan mencari makan dilakukan pada malam hari. Penglihatan buruk karena retina sedikit cones dan tidak dapat melihat warna, namun penciumannya baik. Merupakan hewan soliter dan social. Dua sifat yang membedakan tikus dari hewan percobaan lain adalah tikus tidak mudah muntah karena struktur anatomi yang tidak lazim di tempat esophagus bermuara ke dalam lambung dan tidak memiliki kantung empedu.
Biologi Umum
Data Biologis | MENCIT | TIKUS |
Lama hidup | 1-2 tahun, bisa 3 tahun | 2-3 tahun, bisa 4 tahun |
Lama bunting | 19-21 hari | 20-22 hari |
Kawin setelah beranak | 1-24 jam | 1-24 jam |
Umur sapih | 21 hari | 21 hari |
Umur dewasa | 95 hari | 40-60 hari |
Umur dikawinkan | 8 minggu | 10 minggu |
Siklus kelamin | poliestrus | poliestrus |
Siklus estrus | 4-5 hari | 4-5 hari |
Lama estrus | 12-14 jam | 9-20 jam |
Berat dewasa | Jantan (20-40 g), betina (18-35 g) | Jantan (300-400 g), betina (250-300 g) |
Berat lahir | 0,5-1 g | 5-6 g |
Jumlah anak | ± 6 ekor, bisa 15 | ± 9 ekor, bisa 20 |
Puting susu | 10 puting | 12 puting |
Gigi | 1003 | 1003 gigi seri tumbuh terus |
Kecepatan tumbuh | 1 g/hari | 5 g/hari |
Suhu rektal | 35-39 ⁰C | 36-39 ⁰C |
Kelinci (Oryctolagus cuniculus)
Sexing hampir mirip dengan mencit, yaitu dengan melihat jarak anus dengan alat kelamin (genetal). Pada kelinci jantan, jarak anus dengan genetal lebih panjang dibanding betina, lubang kelamin tampak lurus vertical, sedangkan betina membentuk huruf ‘Y’, jantan terdapat skrotum sementara betina ada putting susu.
Ciri-ciri penting:
Tabiatnya yang unik yaitu makan tinjanya sendiri (coprofagi). Tinja dikeluarkan ada dua macam. Pada siang hari, butir tinja keras dan kering, sedangkan pada malam dan pagi hari tinja lembek dan berlendir.
Tinja malam hari akan dimakan langsung dari dubur, sekitar 30-80% dari tinja sehari-hari. Tabiat ini penting sebagai pemanfaatan protein dan serat tumbuhan dari makanannya, selain itu ‘pelet’ khusus ini mengandung banyak vitamin, khususnya niasin, riboflavin, asam pantotenat, dan sianokobalamin (B12). Oleh karena itu kelinci tidak mudah mengalami defisiensi nutrisi karena isi sistem pencernaan yang berdaur terus mencegah terjadinya kekurangan gizi.
Kelinci termasuk ‘induced ovulator’ artinya ovulasi tidak secara spontan, tetapi karena stimulasi, misalnya karena kontak kelamin (coitus), sentuhan tangan, atau listrik. Ovulasi terjadi dalam 10-13 jam. Penentuan kebuntingan secara manual dapat ditentukan dengan:
- Mengurut perut
Satu tangan memegang telinga dan tengkuk, sementara tangan lain melalui dua kaki belakang mengurut perutnya. Pada kebuntingan 12-14 hari akan terasa ‘fetus’ berupa benda-benda padat.
- Memasukkan kelinci jantan pada hari ke-10 atau ke-11. Kelinci jantan biasanya tidak diterima induk bunting, tetapi juga ada pengecualiannya
- Puting susu tampak membesar
Data Biologis | KELINCI |
Lama hidup | 5-10 tahun, dapat sampai 12 tahun |
Lama bunting | 30-35 hari |
Kawin setelah beranak | Segera setelah beranak/ sesudah 4-6 minggu/ sesudah anak disapih |
Umur sapih | 6-8 minggu |
Umur dewasa | 4-10 bulan |
Umur dikawinkan | Segera sesudah muncul periode estrus |
Siklus kelamin | poliestrus |
Siklus estrus | ± 15-20 hari |
Lama estrus | ± 11-15 jam |
Berat dewasa | Jantan (1,5-7,0 kg g), betina (1,4-6,5 kg) |
Berat lahir | 30-70 g, tergantung jumlah anak dan berat induk |
Jumlah anak | ± 4 ekor, bisa 10 |
Puting susu | 10 puting |
Gigi | 2033 |
Aktivitas | Krepuskuler (senja dan subuh) |
Suhu rektal | 38-40,1 ⁰C |
Burung
Sexing pada burung dibedakan antara yang dimorfisme dan monomorfisme. Pada burung dimorfisme, secara morfologis berbeda antara jantan dan betina. Contoh: burung puyuh jantan memiliki bintik-bintik abu-abu pada bulu bagian dada, sedangkan yang betina tidak terdapat bintik-bintik tetapi bulunya berwarna kecoklatan. Burung parkit dibedakan dari ceresnya, pada jantan, ceres berwarna kebiruan, sedangkan betina kuning kecoklatan. Untuk burung monomorfisme, misalnya jalak bali dan cucak rowo, secara morfologis memiliki kesamaan antara jantan dan betina sehingga sulit dibedakan. Biasanya sexing dilakukan dengan melihat kloaka atau apakah bisa berkicau atau tidak. Pada burung jantan, kloaka lebih menonjol daripada betina (contohnya kenari).
Dewasa kelamin pada burung sangat dipengaruhi ukuran burung dan cahaya. Burung jenis besar dewasa kelamin lebih lama disbanding yang kecil. Teknik perkawinan pada burung dilakukan dengan memasukkan pejantan ke dalam sangkar betina. Tanda-tanda betina yang siap dikawinkan (birahi) yaitu gelisah, apalagi jika mendengar kicauan jantan, serta mengumpulkan bahan untuk sarang.
Pada merpati (Columba livia), sexing bervariasi tergantung spesies, dewasa kelamin, dan sifatnya monomorfisme atau dimorfisme. Namun dapat ditentukan dengan melihat kloaka dan tulang pelvis. Pada merpati betina, kloaka dan bagian perutnya tumpul, serta rongga tulang pelvis lebih lebar. Pada jantan, kloaka dengan bagian perut runcing serta rongga tulang pelvis lebih sempit. Merpati jantan juga postur tubuh yang lebih besar dibanding betina, memiliki bulu yang lebih mengkilat (mencolok), suara bervariasi, lebih patuh jika dipegang, dan lebih agresif.
Data Biologis | MERPATI |
Lama hidup | 3-4 tahun (liar), dapat sampai 30 tahun |
Panjang | 28-34 cm |
Jarak sayap | 63-70 cm |
Berat badan | 230-370 g |
Inkubasi telur | 16-19 hari |
Perkawinan | 4-5 kali/tahun, 1-2 telur |
Mulai terbang | 25-26 hari |
Ganti bulu | 7 minggu sampai 6 bulan |
Dewasa kelamin | 4-6 bulan |
Pakan | Biji-bijian |
Kecepatan terbang | 28-82 mph |
Telur keluar | 7-10 hari sejak perkawinan |
Puting susu | 10 puting |
Umur muda | 61-120 hari |
Adapun ciri merpati sakit adalah:
- Tingkah laku lamban, nafsu makan turun
- Mata sayu, sering memejamkan mata dan kadang sampai keluar cairan jernih
- Hidung dan paruh berlendir
- Kulit muka pucat
- Bulu kusam, kotoran tidak normal (mencret, putih/ berdarah), napas tidak lancer (ngorok)
Pengawasan kesehatan yang harus diperhatikan:
- Pakan yang diberikan bermutu baik dan takaran cukup
- Vitamin dan mineral diberikan secara teratur
- Lingkungan harus nyaman dan sehat
- Kandang dan perlengkapannya dijaga tetap bersih
- Keadaan merpati harus diperhatikan setiap hari
Ikan dan Katak
Sexing pada ikan juga bervariasi untuk berbagai spesies. Umumnya ikan jantan memiliki warna lebih gelap dibanding betina, tulang rahang melebar ke belakang (kokoh), alat kelamin berupa tonjolan dan bila diurut keluar sperma. Sedangkan yang betina warna lebih cerah, gerakan lebih lambat, perut lebih besar.
Pada katak, sexing agak sukar. Jantan dapat memiliki benjolan di ibujari dan di dua jari pertama yang disebut tapak kawin (nuptial pad), dan tampak nyata pada musim kawin. Pada beberapa jenis, jantan dan betina terdapat perbedaan warna, biasanya di bagian bawah tenggorokan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar