KOLISEPTISEMIA PADA AYAM
Koliseptisemia merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri E. coli, merupakan bakteri enterik berbentuk batang pendek dan termasuk dalam kelompok bakteri gram negatif. Secara normal merupakan mikroflora dalam saluran pencernaan unggas yang bersifat patogen opurtunis dan spesifik. Artinya E. Coli yang diisolasi dari unggas hanya bersifat patogen atau dapat menyebabkan penyakit pada unggas yang kondisinya menurun saja (Wibowo dalam Warta Sanbe-Vet, 2008). Infeksi dapat terjadi karena bakteri E. coli patogen tertelan oleh hewan baik melalui makanan maupun minuman yang terkontaminasi. Menurut Mahatmi (2002) bahwa pemicu penyakit ini adalah sanitasi kandang dan mananjemen kesehatan ternak yang buruk.
Koliseptisemia terjadi jika E. coli masuk ke sirkulasi darah dan menginfeksi berbagai jaringan melalui lesi pada usus atau saluran pernafasan yang ditimbulkan oleh berbagai sebab (Tabbu, 2000). Infeksi yang disebabkan oleh E. coli dapat bersifat lokal atau sistemik. Infeksi lokal terbatas pada satu atau lebih dari organ sedangkan infeksi sistemik terjadi ketika bakteri menyebar ke seluruh tubuh melalui darah. Setelah bakteri dihilangkan dari aliran darah, E. coli dapat bersembunyi dan mengkoloni di pembuluh darah kecil dengan aliran darah yang rendah. Infeksi sistemik yang berat akan menyebabkan peradangan pada semua membran serosa disekitar organ internal seperti jjantung, hati dan usus.
Potensi kerugian yang timbul akibat infeksi E. coli ternyata tidak sedikit. Selain mampu menimbulkan kerusakan organ yang berakibat pada kematian (Mortalitas) sejumlah ayam, E. coli juga mengakibatkan angka kesakitan (Morbiditas) yang cukup tinggi. Morbiditas dan mortalitasnya bervariasi antara 10 sampai 20 % tergantuing pada status imunitas individu dalam flok, adanya infeksi ikutan dan kondisi manajemen pemeliharaan yang diterapkan (Wibowo dalam Warta Sanbe-Vet, 2008).
§ Patogenesis
Di dalam saluran pencernaan kuman E. coli menghasilkan enterotoksin (endotoksin), yang dapat meningkatkan sekresi cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus. Untuk menututupi kekurangan, cairan dan elektrolit dari jaringan lain akan ditarik dan domobilisasi ke dalam usus. Akibat dari hal tersebut jaringan di luar usus akan kekurangan cairan dan elektrolit, hingga mengalami dehidrasi dan goncangan keseimbangan elektrolit. Asidosis yang ditimbulkan oleh keadaan ini akan mengakibatkan kolapsnya peredaran darah yang mungkin akan diikuti dengan shock dan kematian (Subronto, 2003).
§ Gejala klinis
Gejala klinis pada ayam terinfeksi E. Coli sangat bervariasi. Gangguan umum seperti turunya nafsu makan dan minum, diare, bulu kasar dan sayap yang menggantung sangat tampak terutama pada ayam broiler dan ayam petelur. Diare terjadi karena usus halus tidak dapat mengekresikan enzim pencernaan akibat rusaknya llapisan mukosa sehingga zat makanan tidak tercerna secara kimiawi menyebabkan zat makanan tidak dapat diserap oleh usus halus yang mengakibatkan tekanan osmotik di lumen meningkat sehingga cairan di dalam sel tertarik keluar sehingga terjadi peningkatan jumlah cairan. Diare juga dapat terjadi karena dilepaskanya enterotoksin tahan panas yang akan menyebabkan akumulasi cAMP, dimana dapat menyebabkan menurunya absorbsi NaCl dan sekresi Clorida meningkat. Dengan menurunya absorbsi Natrium, pada usus dan lumen usus meregang yang diikuti oleh peningkatan peristaltik usus sehingga terjadi diare (Tono dan Besung, 1994). Diare yang berlanjut menyebabkan tubuh banyak kehilangan cairan, pada akhirnya terjadi dehidrasi, lemas dan bulu berdiri.
§ Penanggulangan
1) Pengobatan
Berbagai jenis antibiotik dapat dipakai untuk mengobati koliseptisemia dengan hasil yang sangat bervariasi. Jika pengobatan didasarkan atas uji sensitivitas antibiotik, maka hasilnya akan lebih baik oleh karena adanya jenis E. coli yang resisten terhadap obat-obatan tertentu.
2) Pencegahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar