Selasa, 14 Juli 2009

Orchiectomy juga dikenal dengan Orchidectomy

Orchiectomy

Sinonm: Orchidectomy, Castration, Surgical Removal of Testicles

Orchiectomy juga dikenal dengan Orchidectomy yaitu suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat (menghilangkan) testis. Testis merupakan organ reproduksi jantan untuk menghasilkan sperma dan hormon testoteron. Kastrasi dapat menurunkan populasi hewan karena dapat mencegah kesuburan hewan jantan (sterilisasi), mengurangi sifat menjelajah dikarenakan hilangnya hormon testoteron. Kastrasi juga dapat mengurangi resiko penyakit yang berhubungan dengan hormon androgen seperti gangguan prostate, tumor dan perineal hernia. Indikasi lain Orchiectomy adalah menghindari sifat abnormal yang diturunkan, gangguan testis dan epididimis. Mencegah tumor skrotum, trauma dan abses serta mengurangi gangguan endokrin.

§ Orchiectomy Dapat Dilakukan :

  • Unilateral Orchiectomy, pengankatan dilakukan hanya pada salah satu testis
  • Bilateral Orchiectomy or Radical Orchiectomy, dilakukan pengangkatan pada kedua testis.

§ Pendekatan Orchiectomy :

  • Pendekatan melalui insisi prescotalis
  • Pendekatan melalui insisi scrotalis
  • Pendekatan melalui insisi perineal

§ Prosedur Operasi Orchiectomy (prescrotalis) :

a) Persiapan alat-alat operasi

b) Persiapan hewan

c) Persiapan operator

a) Persiapan alat dan bahan atau obat :

o Alat-alat bedah harus dibersihkan dan disterillisasi terlebih dahulu. Alat-alat yang dipergunakan meliputi: scapel, pinset, hemostat, gunting, needle holder, jarum dan benang absorbable serta non absorbable.

o Obat yang diperlukan:

ü Premedikasi : athropin sulfat

ü Anestesi umum : ketamin

ü Antibiotic : butanox

ü Antiseptic : rivanol atau alkohol 70 %

ü Tampon serta kain drape

b) Persiapan Hewan

Hewan yang akan di operasi pada dasarnya harus sehat. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan umum secara menyeluruh terhadap status kesehatanya serta dilakukan penimbangan berat badan berkenaan dengan dosis obat (anestesi dan premedikasi) yang akan digunakan. Sebelum diberikan anestesi hewan direstrain dengan menggunakan brangus atau mengikat moncongnya dengan tali.

§ Pedoman Anestesi :

obat

Dosis anjuran & sediaan

Athropin

Xilasin

ketamin

Anjing

Kucing

(0.02-0.04 mg/kg SC,IM) & 0.25 ml

(1-3 mg/kg IM) & 20 ml

(10-15mg/kg. IM) & 100 ml

(0.02-0.04 mg/kg SC,IM) & 0.25

(1-3 mg/kg IM) & 20 ml

(11-33 mg/kg IM) & 100 ml

Contoh : Pada ajing dengan berat badan 10 kg.

Langkah pertama

Dilakukan injeksi atropine sulfat secara sub kutan (SC).

(0.02-0.04) x 10 kg = 0.8 – 1.6 ml

0.25

Langkah kedua

Dilakukan injeksi xilasin secara intra muskuler sesaat setelah pemberian atropin

(1-3) x 10 kg = 0.5 – 1 ml

20

Langkah ketiga

Dilakukan injeksi ketamin secara intra muskuler (± 10 menit setelah pemberian xilasin)

(10 – 15) x 10 kg = 1 – 1.5 ml

100

c) Persiapan Operator

Seorang operator harus mempunyai kompetensi sebagai berikut :

Ø memahami prosedur operasi

Ø dapat mempredeksi hal-hal yang akan terjadi

Ø dapat memperkirakan prognosis hasil operasi

Ø personal hygiene

Ø siap fisik dan mental

§ Teknik Operasi

1. Anjing diberi anestesi umum,setelah hewan treranestesi dilakukan pencukuran bulu kemudian

dilakukan penutupan site operasi dengan kain drape.

2. Dilakukan pemberian antiseptic untuk mencegah terjadinya infeksi

3. Dilakukan insisi pada kulit dan subkutan diatas testis pada daerah prescrotalis

4. Insisi dilanjutkan pada fiscia spermatica untuk mengeluarkan testis dan insisi dilanjutkan pada

tunica vaginalis diatas testis.

5. Lakukan pengamatan terhadap testis, gunakan hemostat untuk emisahkan tunika vaginalis

dengan epididimis

6. Testis diatarik keluar dengan mengangkat ke kaudal.

7. Duktus defferent dipasang hemostat dan diligasi dengan benang absorbable ukuran 2-0 atau

3-0 ( chromic cat gut, polyglactin 910, polydioxanone atau plygliconate

8. Dilakukan Pemutusan Spermatic Cord Diantara Dua Hemostat Yang Dipasang Dengangunt

9. Dilakukan prosedur yang sama untuk testis yang kedua.

10. Control terhadap adanya pendarahan

12. Masukan duktus dan pembuluh darah kedalam tunika

13. Dilakukan penutupan insisi pada fascia dengan melakukan penjahitan secara interrupted

atau continous.subkutan ditutup dengan jahitan metode continous dengan benang

absorbable.

14. Kulit diajhit dengan metode simple interrupted dengan benang non absorbable.

§ Pasca Operasi

o Kontrol terjadinya pendarahan

o Pemberian antibiotik (butanox) secara intra muskuler

o Pemberian betadine pada daerah insisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar