
ada bermacam gaya terbang merpati balap
Dilihat dari stroke :
- Full Stroke (Mengepak penuh, ujung2 sayap hampir bertemu/setiap sayap bergerak hampir 180')
- Half Stroke (kiwir2/setengah kepakan)
Dilihat dari intensitas kepakan :
- Mengepak satu persatu
- Mengepak cepat (rapid)
Stroke dan intensitas kepaknya menghasilkan beberapa kombinasi gaya terbang :
- Full stroke + mengepak satu2
- Full stroke + rapid
- Half stroke + satu2
- Half stroke + rapid
Bila pak Hermono menulis berdasar hasil riset peneliti, maka saya akan berbagi pengalaman berdasar hasil obrolan dgn guru senior di lapangan.
Jadi, hasil riset ini sy rasa masih harus dibuktikan lagi. Utk teman2, tidak ada salahnya utk sharing disini, mana tau ada opini lain utk memperkaya pengetahuan kita.
Gaya terbang bisa dilihat dari panjang pendek struktur tulang lengan sayap dan panjang pendek lar sayapnya.
Kalau kita raba pada pangkal sayap, maka akan didapat tulang 'penghubung' antara badan dgn sayap. Bentuknya tulang agak kecil... Panjang atau pendeknya tulang ini, sedikit banyak berpengaruh pada cara terbangnya.
1. Tulang yg panjang memiliki kecenderungan intensitas kepakan yg lebih lambat. Sementara tulang yg lebih pendek memiliki kecenderungan kepakan lebih cepat.
2. Lar sayap yg agak pendek memungkinkan burung terbang full stroke, sementara lar yg panjang cenderung half stroke (kiwir2).
Kombinasi dari tulang dan lar sayap inilah yg menyebabkan burung memiliki gaya terbang yg berbeda.
Tulang panjang, sayap pendek, gaya terbang 'satu2' dgn full stroke.
Tulang panjang, sayap panjang, gaya terbang satu2 dgn half stroke.
dst.
Tapi ada satu hal lagi yg harus diingat, tingkat kegiringan juga memegang peranan penting. Dalam merpati balap, tingkat giring berpengaruh dgn semangat terbangnya. Bila giringnya jelek, tentu teori ini tidak bisa jadi patokan krn burung jadi malas terbang.
Oh ya... juga harus diperhatikan, biasanya burung berbadan panjang memiliki tulang pangkal sayap yg lebih panjang juga. Demikian sebaliknya.
dijelaskan oleh Vanderschelden khususnya yg terkait dengan ukuran (panjang) tulang sayap bagian dalam dan luar. Hanya persoalannya dia menggunakan merpati pos sebagai patokan yg mungkin berbeda dengan merpati balap. Beberapa pendapat dia:
1. Panjang tulang sayap bagian dalam (bahu) maksimum 6 cm dan harus tebal dan "trouser pin" ( tulang sayap bagian luar) max 11-11,5 cm. Tulang bahu yg tipis tidak akan mempunyai resistensi.
2. Yg paling penting diperhatikan adalah 4 lar terluar dimana panjangnya antara 12-15 cm.
3. Kalau lar no 8 lebih pendek, no. 9 lebih panjang dan no 10 (paling luar) paling panjang dinilai sebagai bentuk sayap yg jelek.
4. lar no. 8 lebih pendek dari no. 9 dan no 10 lebih pendek dari no. 9 ini kualitas sayap reguler
5. Lar no.7 jauh lebih pendek dari no. 8 dan no. 8 ini sama panjang dgn lar no. 9 dan 10 ini kualitas sayap bagus.
6. lar no 7 sama dgn no. 8, 9 dan 10, tetapi lar no. 6 jauh lebih pendek ini "super favourites".
7. Kalau bulu sayap di bentangkan, maka bagian bulu luar harus berfungsi ventilasi (tidak boleh menutup rapat ( Dia bilang kalau kita jatuhkan kacang, maka akan molos).
Yg juga bisa ditambahkan, bulu harus "nyutra" dan seperti berbedak. Ini gunanya untuk memperkecil hambatan saat terjadi gesekan dengan udara waktu terbang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar